Minggu, 12 Mei 2013

VOYEURISME



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sesuatu yang tidak biasa terjadi seringkali dikatakan sebagai kelainan. Demikian juga dalam hal seksual. Adakalanya terjadi deviasi seksual pada sebagian orang. Deviasi seksual merupakan ganguan arah dan tujuan seksual. Arah dan tujuan, dalam hal ini bukan lagi merupakan pasangan seks yang lain (dalam hal hubungan heteroseksual yang dianggap normal). Cara utama untuk mendapatkan kepuasan seksual ialah dengan objek lain atau dengan cara lain yang dianggap keluar dari batas normal. Umumnya deviasi seksual ini dikategorikan sebagai parafilia. Parafilia merupakan gangguan perilaku psikoseksual, yang menyimpang dari norma-norma dalam hubungan seksual yang secara sosial tidak dapat diterima. Penderita senantiasa menggunakan fantasinya untuk mencapai kepuasan seksual. Fantasi ini cenderung berulang mendadak dan terjadi dengan sendirinya. Penyebab utama biasanya berhubungan dengan faktor psikologis. Sedangkan gangguan fungsi karena kelainan atau gangguan organik pada alat kelamin, tidak dimasukkan dalam parafilia. Istilah voyeurism, dari kata Prancis berarti melihat, mengacu pada keinginan untuk memandang tindakan dan ketelanjangan hubungan seks. Voyeurisme ialah keadaan seseorang yang harus mengamati tindakan sexual atau ketelanjangan (orang lain) untuk memperoleh rangsangan dan pemuasan seksual. Voyeurisme adalah preokupasi rekuren dengan khayalan dan tindakan yang berupa mengamati orang lain yang telanjang atau sedang berdandan atau melakukan aktivitas seksual. Gangguan ini juga dikenal sebagai skopofilia. Masturbasi sampai orgasme biasanya terjadi selama atau setelah peristiwa. Voyeurisme ini merupakan kegiatan mengintip yang menggairahkan dan bukan merupakan aktivitas seksual dengan orang yang dilihat.
Menurut penelitian yang dilakukanl embaga kesehatan Jerman, Bremen Health  awal Juli 2006 lalu, di negara Jerman, Swiss,  Austriadan Perancis sebanyak 43 % dari pelaku Voyeurisme melakukan pengintipan dari ruang kos atau apartemen.Sementara 17 % melakukan dari jendela hotel, 24 % melakukannya ke rumah tetangga, sedangkan 66 % mengintip siapa saja yang penting wanita, baik dikenal maupun pacar sendiri,sedang ganti baju, mandi, sedang bersetubuh, ataupun sedang mengganti pembalut. Arti dari hasil tersebut adalah komposisi ruang memang bisa berganti, namun bagi yang terbiasa melakukan kegiatan mengintip, setiap kesempatan kelihatannya akan dimanfaatkan untuk mengekspresikan perbuatan itu. Meski perbuatannya itu tergolong dalam kategori kelainan seksual. Masih menurut hasil penelitian Bremen Health, para pecandu mengintip ini jutru paling besar berpendidikan setingkat SMU, Diploma, S1, dengan status lajang dan banyak melakukan hal ini dikeramaian. Adapun  obyek bagian tubuh wanita yang menjadi sasaran adalah bagian dada wajah dan leher. Sementara bagi mereka yang berpendidikan S1 atau Pascasarjana, kegiatan mengintip ini dilakukan dengan cara yang lebih modern. Artinya mereka menggunakan binocular untuk menyalurkan hobinya tersebut. Asalkan kepuasannya tersalurkan dan tingkat keamanannya terjamin. Pelaku voyeurisme ternyata tidak sekadar keranjingan mengintip, sebab sebagian pelaku mengaku bahwa perbuatan mengintip akan disertai dengan masturbasi. Sejumlah pelaku secaras engaja ada yang berhasil merekam hasil intipan mereka yang tentunya akan dapat diintip (kaliini ditonton) berkali-kali. Yang perlu dikhawatirkan adalah pelaku voyeurisme yang menyebar-nyebarkan gambar kepublik. Bisa jadi video atau gambar foto yang diambil para pelaku voyeurisme menjadi kasus besar yang memalukan korban pengintipan. Apapun alasannya voyeurisme tetap membahayakan kita

1.2  Masalah
Adapun masalah yang akan diangkat dalam makalah ini:
1.      Apa yang di maksud dengan Voyeurisme?
2.      Menjelaskan tentang diagnosis Voyeurisme!
3.      Menyebutkan penyebab dari Voyeurisme!
4.      Bagaimana cara penanggulangan Voyeurisme?
5.      Bagaimna cara pencegahan Voyeurisme?

1.3  Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengertian Voyeurisme, diagnosis Voyeurisme, penyebab Voyeurisme, cara penanggulangan Voyeurisme, dan cara pencegahan Voyeurisme.

1.4  Manfaat
Diharapkan dari pembuatan makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber bacaan dan literature bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Voyeurisme
Voyeurisme berasal dari bahasa Perancis Voyeur yang berarti "melihat/mengintip".  Arti sebenarnya dari voyeurisme adalah tindakan untuk mendapatkan rangsangan maupun kepuasan seks, dengan terlebih dulu melihat orang lain telajang bahkan melepaskan pakaian. Namun anehnya, orang yang menderita voyeurisme baru merasa puas, jika orang yang diintip itu tidak tahu jika dirinya dilihat.
Voyeurisme adalah sebuah kelainan jiwa, di dunia kedokteran dikenal sebagai istilah skopofilia. Ciri utama voyeurisme adalah adanya dorongan yang tidak terkendali untuk secara diam-diam mengintip atau melihat seseorang yang berlainan jenis atau sejenis tergantung orientasi seksual berbeda yang sedang telanjang, menanggalkan pakaian atau melakukan kegiatan seksual. Dari ini, penderita biasanya memperoleh kepuasan seksual.
Voyeurisme sejati tidak akan terangsang jika melihat seseorang yang tidak berpakaian di hadapannya. Mereka hanya terangsang dengan melakukan pengintipan. Dengan mengintip mereka mampu mempertahankan keunggulan seksual tanpa perlu mengalami risiko kegagalan atau penolakan dari pasangan yang nyata.

2.2 Diagnosis Voyeurisme
Menurut American Psychiatric Association dalam Diagnostic and Statistical Mannual of Mental Disorder fourth edition (DSM-IV), kriteria diagnosa untuk voyeurisme ialah seperti berikut :
1.      Seseorang dengan kebiasaan melihat orang yang sedang telanjang, menanggalkan pakaian, atau orang lain yang sedang melakukan aktivitas seksual, yang dilakukan untuk membangkitkan hasrat seksual, dilakukan berulang kali, dan terus menerus dalam kurun waktu minimal 6 bulan.
2.      Pelaku voyeurisme mengalami penderitaan dan frustasi berat sehingga mengganggu hubungan sosial, pekerjaan, dan aktivitas hariannya yang lain disebabkan oleh fantasi seksual dan kegiatan pengintipannya.
Menurut PPDGJ-III, pedoman diagnostic pada voyeurisme adalah;
1.      Kecenderungan yang berulang atau menetap untuk melihat orang yang sedang berhubungan seksual atau berprilaku intim seperti sedang menanggalkan pakaian.
2.      Hal ini biasanya menjurus kepada rangsangan seksual dan masturbasi, yang dilakukan tanpa orang yang diintip menyadarinya.

2.3 Penyebab Voyeurisme
1.      Rasa ingin tahu yang sangat mendominasi dirinya tentang aktivitas seksual.
2.      Penyebab voyeurisme mencakup faktor psikososial. Menurut teori psikoanalitik klasik dikatakan bahwa pasien penyimpangan seksual (voyeurism) dikarenakan kegagalan dalam menyelesaikan proses perkembangan normal menuju penyesuaian heteroseksual.
3.      Ketidak-adekuatan relasi dengan lawan jenis dan rasa ingin tahu yang sangat mendominasi dirinya tentang aktivitas seksual.
4.      Pernah mengalami trauma psikologis dari perlakuan jenis kelamin lain yang menambah kadar rasa kurang percaya diri.
5.      Adanya informasi dari berbagai media yang menyumbang pada kebebasan pornografi
6.      Adanya rauma pada usia anak.
7.      Ketidaksengajaan melihat orang sedang telanjang, sedang melepas pakaian, atau orang yang sedang melakukan hubungan seksual.

2.4  Cara Penanggulangan Voyeurisme
Penanganan yang lebih manusiawi adalah dengan terapi kognitif dan tingkah laku untuk memberikan kesadaran pada penderita agar menghilangkan kebiasaannya. Tetapi dari data yang tercatat, rata-rata penurunan frekuensi dan intensitas perilaku hanya 50% dan memerlukan waktu yang relatif lama. Penggunaan obat-obatan atau zat-zat kimia organik juga dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku penyimpangan seksual. Zat yang digunakan biasanya adalah Depo-Provera, Androcur atau Triptorelin. Dengan terapi obat ini, ketidakstabilan hormon penderita dimanipulasi sedemikian rupa sehingga dorongan seksual yang dimilikinya menurun. Namun, meski sudah diberikan obat-obatan, secara psikologis harus tetap dilakukan perbaikan sebab obat-obatan itu hanya mempengaruhi aspek fisologis. Sedangkan aspek psikologisnya yang dianggap sebagai penyebab utama perlu ditangani secara psikologis pula.

Terapi
Penyimpangan seksual tidak hanya bersangkutan dengan pemuasan dorongan seksual saja tetapi seringkali merupakan mekanisme pertahanan diri terhadap perasaan-perasaan tidak senang. Ketakutan-kecemasan, dan depresi. Oleh karena itu usaha penyembuhannya di samping menggunakan pendekatan klinis, juga menggunakan metode multidisipliner. Terapi dapat berupa psikoterapi, terapi perilaku, kognitif, sosioterapi, terapi hormonal dan farmakoterapi.
·         Psikoterapi
Psikoterapi berorientasi tilikan adalah pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengobati parafilia. Pasien memiliki kesempatan untuk mengerti dinamikanya sendiri dan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan perkembangan parafilia. Secara khusus, mereka menjadi menyadari peristiwa sehari-hari yang menyebabkan mereka bertindak atas impulsnya. Psikoterapi juga memungkinkan pasien meraih kembali harga dirinya dan memperbaiki kemampuan interpersonal dan menemukan metoda yang dapat diterima untuk mendapatkan kepuasan seksual.
·         Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)
Pada terapi ini seorang voyeur harus belajar untuk mengendalikan impuls (dorongan) untuk melihat aktivitas seksual orang lain dan memahami cara mendapatkan kepuasan seksual yang sebenarnya. Pasien diberi keberanian dalam mengutarakan masalah yang terdapat pada perilaku mereka serta berusaha mengubah pola piker yang salah. Terapi ini juga menggabungkan teknik yang mencegah terjadinya relaps yaitu dengan membantu pasien untuk mengontrol perilaku yang tidak diinginkan dengan cara menghindari situasi yang mungkin membangkitkan keinginannya tersebut. Keberhasilan terapi ini belum jelas.
·         Farmakoterapi
Farmakoterapi biasanya diberikan pada voyeurisme yang sulit terkendali dengan psikoterapi maupun Behavioral terapi. Farmakoterapi bertujuan untuk menurunkan dorongan yang kuat (kompulsif) yang dihubungkan dengan parafilia.
Beberapa golongan obat yang dapat membantu penyembuhan antara lain:
Anti depresan.
Preparat hormonal- GnRH (gonadotropin-releasing hormones).
Anti-androgen, Cyproteron Asetat (CPA) dan Medroxyprogesteron Asetat (MPA).
·         Sosioterapi
Pendekatan kepada penderita hendaknya dengan penuh pengertian, tidak dengan menghakimi atau mempersalahkan. Selain itu, bisa dicoba untuk menyelami perasaan, karena acapkali gangguan tersebut terbentuk dari keinginan dan pengalaman masa lalu.

2.5  Cara Pencegahan Voyeurisme 
Banyak ahli berpendapat bahwa dengan adanya pedoman mengenai perilaku yang menurut budaya setempat dapat diterima akan mencegah berkembangnya perilaku parafilia termasuk voyeurisme. Dalam banyak hal voyeurisme dapat ditemukan secara tidak sengaja dengan cara pemuasan seksual lainnya, tetapi tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana hubungan antara hal tersebut terjadi.
Masyarakat dapat meminimalisir insiden voyeurisme dengan cara antara lain menutup tirai, menutup jendela rapat-rapat, dan melakukan aktivitas seksual di tempat tertutup dan sebaiknya tanpa cahaya lampu bagi yang tinggal di kawasan padat penduduk misalnya rumah susun, asrama, dan sebagainya.
Selain itu diperlukan suatu undang-undang atau peraturan yang dapat menindak tegas setiap bentuk perilaku menyimpang seksual termasuk voyeurisme, yang dapat menyeret pelakunya ke meja hukum sehingga ada rasa takut untuk mengulangi perbuatannya, karena selama ini voyeurisme dianggap bukan sebagai tindakan kriminal karena sifatnya yang tidak menyakiti korbannya.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.      Voyeurisme adalah tindakan untuk mendapatkan rangsangan maupun kepuasan seks, dengan terlebih dulu melihat orang lain telajang bahkan melepaskan pakaian. Namun, orang yang menderita Voyeurisme baru merasa puas, jika orang yang diintip itu tidak tahu jika dirinya dilihat. Kerena dengan mengintip mereka mampu mempertahankan keunggulan seksual tanpa perlu mengalami risiko kegagalan atau penolakan dari pasangan yang nyata.
2.      Pada dasarnya voyeurisme merugikan kedua belah pihak yaitu pelakunya sendiri dan korban tentunya. Voyeurisme sulit untuk dihentikan bila tidak ada motivasi dan kesadaran dari pelakunya, diperlukan suatu aturan hukum yang dapat menindak tegas pelakunya.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami ajukan yaitu sebaiknya jika ingin mandi dan mengganti pakaian usahakan menutup tirai atau menutup jendela rapat-rapat. Bagi yang ingin melakukan hubungan seksual sebaiknya melakukan aktivitas seksual di tempat tertutup dan sebaiknya tanpa cahaya lampu bagi yang tinggal di kawasan padat penduduk misalnya rumah susun, asrama, dan sebagainya.










DAFTAR PUSTAKA



VITAMIN



VITAMIN

1.      Pengertian dan Klasifikasi Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat kecil dan pada umunya tidak dapat dibentuk oleh tubuh tetapi penting untuk melakukan fungsi metabolisme. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan. Manusia dan hewan memerlukan hampir semua vitamin dari makanan karena tubuh tidak dapat membuat sendiri.
Vitamin adalah senyawa organik dalam jumlah mikro yang sangat esensial dalam fungsi kebanyakan bentuk tubuh, tetapi tidak dapat disintesa oleh beberapa organisme dan harus di peroleh dari luar tubuh. (Dasar-Dasar Biokimia jilid 1)
Nama Vitamin sendiri berasal dari gabungan kata bahasa Latin yaitu vita yang artinya “hidup” dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Untuk bisa mendapatkan asupan vitamin tidaklah sulit, bisa dikatakan kebanyakan makanan yang kita konsumsi setiap hari telah mengandung vitamin hanya saja mungkin kita tidak menyadari besar kecilnya kandungan vitamin yang kita konsumsi setiap hari.
Vitamin dikelompokkan menjadi 2 golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B1, B2, B3, B6, B11, B12, dan vitamin C. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah. Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda. Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan mereka sehari-hari.  Jika manusia, hewan dan ataupun makhluk hidup lain tanpa asupan vitamin tidak akan dapat melakukan aktivitas hidup dengan baik, kekurangan vitamin menyebabkan tubuh kita mudah terkena penyakit.

2.      Jenis Vitamin yang Larut Dalam Air dan Lemak Serta Fungsinya Dalam Reaksi-Reaksi Kimia
AVitamin yang Larut Dalam Air
1)  Vitamin B1
Vitamin B1 tidak dapat disimpan sebagai cadangan makanan di dalam tubuh. Oleh karena itu, pemasukan vitamin ini harus berlangsung secara terus-menerus. Dalam keadaan normal diperlukan vitamin B1 sebanyak 1 -2 mg per hari. Vitamin B1 dapat diperoleh dari gandum, hati, telur, susu, dan wortel. Vitamin B1 disebut juga vitamin anti beri-beri. Vitamin B1 sangat dibutuhkan untuk metabolisme karbohidrat, memengaruhi keadaan air dalam tubuh, memengaruhi kontraksi otot, dan diperlukan untuk memengaruhi penyerapan lemak dalam usus. Tiamin tidak dapat disimpan banyak oleh tubuh tetapi dalam jumlah terbatas disimpan di hati, ginjal, jantung, otak dan otot. Bila terlalu banyak kelebihannya dibuang melalui air kemih. Nama lain vitamin B1 thiamin dan vitamin antineuritik.
Kekurangan tiamin menyebabkan polyneuritis yaitu terganggunya transmisi syaraf atau jaringan syaraf yang kekurangan energi. Beri-beri yaitu penyakit kekurangan vit B1 dalam masyarakat yang banyak mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok khususnya beras yang digiling sempurna. Bila beras digiling sempurna maka lapisan aleuron yang kaya akan tiamin terbuang sebagai dedak. 
Gejala kekurangan tiamin mula-mula lelah, hilang nafsu makan, berat badan menurun dan gangguan pencernaan. Bila telah terjadi beri-beri terjadi gangguan kerja syaraf. Pada orang dewasa terjadi gangguan jantung menyebabkan oedem (penumpukan cairan dalam jaringan) pada kaki bawah/ telapak kaki serta persendian kaki. Bila berlanjut oedem dapat terjadi di rongga dada dan ini disebut beri-beri basah. Penderita diberi vit B kompleks dan makanan kaya protein dan kalori.
Rumus Kimia: C12H17ON4S  



2)  Vitamin B2
Vitamin B2 dapat diperoleh dari telur, hati, kedelai, gandum, sayuran, dan mentega. Dalam keadaan normal diperlukan vitamin B2 sebanyak 1,6 mg per hari. Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Kekurangan vitamin B2 dapat menyebabkan penyakit dermatitis dan gangguan penglihatan berupa penglihatan yang menjadi kabur. Nama lain vitamin B2 ialah riboflavin.
Rumus  Kimia: C17H22O6 N4   

3)  Vitamin B3
Vitamin B3 dapat diperoleh dari hati, ikan, telur, daging, susu, buah, dan sayuran. Vitamin B3 dibuat oleh bakteri usus. Vitamin B3 berfungsi memelihara tingkat gula darah yang normal serta sebagai koenzim-A dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Kekurangan asam pantotenat dapat menyebabkab hilangan selera makan, insomnia, mudah infeksi saluran pernafasan. Nama lain vitamin B3 ialah asam panthotenat.
Rumus kimia: C9H17O5N 

4)  Vitamin B6
Vitamin B6 dapat diperoleh dari sayuran hijau, daging, ikan, dan hati. Vit B6 teridiri dari 3 bentuk yaitu piridoksin, piridoksal dan piridoksamina. bentuk aktif yaitu piridoksal dan piridoksamin sebagai komponen dari koenzim. Vitamin B6 berfungsi dalam pembentukan sel darah merah dan metabolisme sel saraf serta metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Nama lain dari vitamin B6 ialah piridoksin dan adermin.

Orang yang kekurangan vitamin B6 akan mempunyai kadar vitamin yang rendah, menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan. Seperti: kulit rusak, syaraf motorik terganggu, kelainan pada darah.
Rumus Kimia: Pridoksin (C8H11O3N),
      Piridoksal (C8H9NO2),
      Piridoksamine (C8H11N2O)

5)  Vitamin B11
Vitamin B11 dapat diperoleh dari sayuran hijau dan hati. Vitamin B11 berfungsi dalam mensintesis nukleoprotein untuk pembentukan dan produksi butir-butir darah merah normal dalam susunan tulang, juga terlibat dalam proses oksidasi fenilalanin menjadi tirosin. Vitamin ini untuk menghindarkan anemia. Asam folat sedikit larut dalam air, mudah dioksidasi dalam larutan asam,  peka terhadap sinar matahari. disamping melalui konsumsi bahan makanan, asam folat juga disintesis dalam saluran pencernaan. Nama lain vitamin B11 ialah asam folat.
Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan sring terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.
                  Rumus kimia: C19 H19 O6 N7

6)  Vitamin B12
Vitamin B12 adalah vitamin yang sangat kompleks molekulnya mengandung sebuah atom cobalt. Vitamin B12 terjadi dalam beberapa bentuk dikenal sebagai kobalamina, salah satu yang paling aktif adalah sianokobalamin. Sifat sianokobalamin: larut dalam air, tahan panas, inaktif oleh cahaya, asam keras atau larutan alkali.
Vitamin 812 dapat diperoleh dari hati, ikan, dan susu. Vitamin B12 berfungsi untuk pertumbuhan, pembentukan sel darah merah, dan penyembuhan anemia. Menjaga agar sel-sel berfungsi normal terutama sel-sel saluran pencernaan, sistem urat syaraf dan sumsum tulang. Dalam sumsum tulang, koenzim vitamin B12 diperlukan untuk sintesa DNA. Nama lain vitamin B12 ialah sianokobalamin.
Kekurangan B12 dapat menyebabkan pernicious anemia suatu penyakit karena keturunan yaitu karena faktor intrinsik tidak diproduksi oleh tubuh akibatnya vitamin B12 tidak dapat diserap.
Rumus kimia: C63 H90 N14 O14 P C9

7)  Vitamin C
Vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan berwarna, misalnya jeruk, tomat, semangka atau dalam sayuran seperti bayam, wortel, dan kubis. vitamin C berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Nama lain vitamin C ialah vitamin antiskorbut.
Rumus kimia: C6 H8 O6

B.  Vitamin yang Larut Dalam Lemak
1)  Vitamin A  
Vitamin A dapat diperoleh dari mentega, susu, keju, kuning telur, hati, dan minyak ikan. Vitamin A penting untuk penglihatan normal, pertumbuhan yang memadai, fungsi sistem kekebalan tubuh dan untuk pembelahan sel dan diferensiasi. Kekurangan vitamin A merupakan salah satu masalah utama dalam ilmu gizi. Kekurangan vitamin A dapat menimbulkan berbagai kelainan seperti kelainan pada penglihatan mata. Kebutuhan tubuh terhadap vitamin A bergantung pada usia. Anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan lebih banyak memerlukan zat gizi, termasuk vitamin A. Nama lain vitamin A ialah axerofthol dan retinol.
Rumus kimia: C20H30O

2)   Vitamin D
Vitamin D dibuat dari ergosterol yang diradiasi. Ergosterol diperoleh dari ragi sisa industri bir. Vitamin D pertama kali ditemukan oleh Mc. Collum dan Sherman. Mereka menyebutnya sebagai vitamin antirakhitis. Vitamin D dapat diperoleh dari hati, telur, susu, daging, minyak ikan, mentega, dan kacang-kacangan. Fungsi  vitamin D antara lain mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam darah, memperbesar penyerapan kalsium dan fosfor dari usus, membantu proses penulangan, serta memengaruhi kerja kelenjar endokrin. Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasi berlebihan.
Rumus kimia: C22H44O

3)   Vitamin E
Vitamin E ditemukan oleh Evans dan Burr. Vitamin E dapat diperoleh dari biji-bijian, daging, kuning telur, sayuran hijau, hati, minyak sayur, dan margarin. Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan. Nama lain vitamin E ialah tokoferol dan vitamin antisterilitas.
                  Rumus kimia: C29H50O2
4)   Vitamin K
Vitamin K ditemukan oleh Henrik Dam. Vitamin K dapat diperoleh dari sayuran hijau, kedelai, dan hati. Vitamin K penting dalam proses pembekuan darah karena dapat memengaruhi pembuatan protrombin di dalam hati. Bila tubuh kekurangan vitamin C maka protrombin di dalam darah akan berkurang. Nama lain vitamin K ialah filokuinon dan vitamin antipendarahan.
Rumus kimia: C31H46O2

3.      Penyakit Defisiensi Vitamin
1)      Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A adalah rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan  lain-lain.
2)      Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 adalah kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3)      Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 adalah turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya.
4)      Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 adalah terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain.
5)      Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 adalah pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak  lagi lainnya.
6)      Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 adalah kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit,  dan sebagainya.
7)      Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C adalah mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain.
8)      Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D adalah gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
9)      Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E adalah bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot.
10)  Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K adalah darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA